Disaster Recovery Plan

Diposting oleh Asti Ratnasari On 00.17 0 komentar


Ingatkah Anda dengan gempa bumi di Jogjakarta tahun 2006 dan Meletusnya Gunung Merapi  tahun 2010? Juga beberapa bencana bumi yang melanda tanah air. Yah, bencana tidak dapat kita tolak atau cegah, kecuali beberapa bencana yang memang disebabkan karena ulah manusia. Lantas, apa yang terjadi ketika bencana telah terjadi? Selain kita kehilangan materi dan kerusakan fasilitas umum, yang lebih fatal adalah ketika kita kehilangan data, baik data pribadi maupun data yang berada pada perusahaan. kehilangan data terutama pada suatu instansi mampu menghambat  proses bisnis perusahaan tersebut. Untuk lebih meminimalisir kehilangan data ketika terjadi bencana, perlu dilakukan suatu pencegahan terhadap kehilangan data tersebut. Fokus kali ini akan membahas tentang penanganan atau pencegahan kehilangan data yang terjadi diakibatkan oleh bencana alam.
Prosedur yang dijalankan untuk penanganan dan pencegahan kehilangan data dikarenakan bencana alam ini kita kenal dengan istilah Disaster Recovery Plan (DRP). Disaster Recovery Plan adalah pengaturan yang komprehensive berisikan tindakan-tindakan konsisten yang harus dilakukan sebelum, selama dan setelah adanya kejadian (bencana) yang mengakibatkan hilangnya sumber daya sistem informasi secara bermakna.
Tujuan DRP adalah menyediakan kemampuan atau sumber daya untuk menjalankan proses vital pada lokasi cadangan sementara waktu dan mengembalikan fungsi lokasi utama menjadi normal dalam batasan waktu tertentu, dengan menjalankan prosedur pemulihan cepat untuk meminimalisi kerugian organisasi.
Manfaat DRP adalah :
·         Melindungi organisasi dari kegagalan layanan komputer utama
·         Meminimalisasi risiko organisasi terhadap penundaan (delay) dalam penyediaan layanan
·         Menjamin kehandalan dari sistem yang tersedia melalui pengetesan dan simulasi
·         Meminimalisasi proses pengambilan keputusan oleh personal/manusia selama bencana
Hal yang dapat dilakukan untuk Disaster Recovery Plan ini dengan melakukan integrasi backup dan recovery untuk berjaga-jaga bila file atau database mengalami kehilangan atau kerusakan data. Backup adalah salinan dari file atau database di tempat yang terpisah, sedangkan recovery file atau database yang telah dibetulkan dari kesalahan atau kerusakan. Strategi yang dapat dilakukan untuk backup dan recovery sebagai berikut :
·         Strategi file bertingkat (kakek-bapak-anak)
·         Strategi pencatatan ganda
·       Strategi dumping, file tersebut dapat disimpan di luar gedung utama, sebuah lokasi yang jauh dari pusat data perusahaan.
Pemilihan lokasi untuk penyimpanan DRP ini juga membutuhkan pertimbangan yaitu :
1.    Jarak dari fasilitas utama
Pemilihan jarak lokasi DRP dengan fasilitas utama sebaiknya jangan terlalu dekat dan jangan terlalu jauh.
2.    Potensi dari resiko bencana
Adanya DRP digunakan untuk menangani dan meminimalisasi resiko kehilangan dan kerusakan data, sehingga pemilihan lokasi DPR jangan sampai malah mendapatkan tempat yang berpotensi terkena ancaman bencana atau terkena dampak bencana. Pilihlah yang sekiranya memiliki tingkat potensi bencana yang minimum.
3.    Ketersediaan staff setempat
Pemilihan tempat DRP pun mempertimbangkan ketersediaan staff di sekitar lokasi yang dapat mengoperasikan proses bisnis utama.
4.    Ketersediaan dan kualitas tenaga listrik/baterai
Ketersediaan dan kualitas tenaga listrik/baterai yang digunakan harus mampu mencukupi untuk kepentingan proses bisnis DRP.
5.    Nearby fiber routes
Untuk kepentingan jaringan komunikasi data akan lebih baik jika lokasi tidak jauh dari kabel fiber.
6.    Spesifik IT kriteria
Teknologi informasi dapat berfungsi pada lokasi tertentu, batasan jarak harus manjadi perhatian perlengkapan jaringan.
7.    Insentif Pajak
Lokasi tertentu atau lokasi di luar kota mungkin akan jauh lebih murah intensif pajaknya, sehingga akan mengurangi biaya operasional DRP.
Dari sedikit uraian di atas, jelas bahwa DRP memiliki keutamaan-keutamaan yang seharusnya perusahaan, instansi atau lembaga mulai menerapkan DRP ini. Sayangnya saat ini Disaster Recovery Plan ini jarang menjadi prioritas di dalam perusahaan karena untuk menggunakan Disaster Recovery Plan ini membutuhkan biaya yang sangat mahal dan sulit pada penerapannya. Wawasan tentang pentingnya DRP harapannya menjadikan perusahaan dapat berpikir ulang untuk segera menerapkan DRP ini. untuk individu/user menerapkan DRP secara sederhana pun dapat dilakukan seperti backup data secara berkala setiap melakukan aktifitas di komputer. Seperti misalnya seorang mahasiswa yang sedang skripsi sebaiknya sering-sering melakukan backup data.Tak jarang ada mahasiswa yang mundur kelulusannya diakibatkan kehilangan data, baik karena bencana alam atau pun trouble komputer. Sehingga benar kata pepatah “Lebih baik mencegah daripada mengobati”. Sekian semoga bermanfaat :D

Sumber :



Outsourcing dan Strategi Outsourcing IT

Diposting oleh Asti Ratnasari On 21.08 0 komentar


            Persaingan dunia bisnis menjadikan perusahaan semakin meningkatkan kualitas perusahaan dari mulai produk, layanan sampai kinerja usahanya.  Akan tetapi untuk melakukan pengembangan bisnis tersebut tentu membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang cukup besar. Akhir-akhir ini istilah outsourcing tidak asing lagi di telinga kita karena banyak perusahaan yang memilih menggunakan jasa outsourcing untuk mengembangkan bisnisnya. Dengan menggunakan jasa outsourcing, perusahaan dapat tetap fokus terhadap proses bisnis yang ada pada perusahaan tersebut dan perusahaan dapat semakin berkembang dengan efektif dan efisien.
            Lantas apa sebenarnya outsourcing itu? Outsourcing atau alih daya dapat diartikan penggunaan jasa perusahaan lain yang dirasa memiliki kapabilitas untuk menjalankan sebagian pekerjaan yang ada di dalam perusahaan. Selain outsourcing, ada beberapa jenis ketenagakerjaan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bisnis, yaitu :
  • Insourcing adalah mengoptimalkan karyawan dalam perusahaan untuk dipekerjakan di luar perusahaan berdasarkan kompetensi dan minat karyawan itu sendiri dan difasilitasi oleh perusahaannya.
  • Self-Sourcing merupakan pendekatan dalam proses pengerjaan operasional atau pengerjaan proyek suatu perusahaan yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan, yaitu para pekerja yang berhubungan dengan proyek yang dikerjakan dengan kontribusi minim dari spesialis IT, atau mengandalkan keahlian yang sudah ada.
  • Co-Sourcing merupakan Jenis hubungan pekerjaan dan aktivitas dimana hubungan antara perusahaan dan rekanan lebih erat dari sekedar hubungan outsourcing. Contohnya adalah dengan memperbantukan tenaga ahli pada perusahaan pemberi jasa untuk saling pendukung kegiatan masing-masing perusahaan.
Fokus yang akan dibahas kali ini adalah outsourcing. Selain tentang keuntungan dan dan manfaat penggunaan jasa outsourcing akan dibahas juga mengenai kerugian penggunaan outsourcing dan strategi outsourcing pada dunia IT.
Keuntungan penggunaan outsourcing pada perusahaan :
1.    Perusahaan dapat tetap fokus kepada proses bisnis kompetensi inti perusahaan.
2.    Mempertahankan dan Mengurangi Biaya Operasional.
3.    Menyadari Perusahaan penyedia jasa lebih kompeten dalam melakukan proses-proses kerja yang menjadi bidang utama mereka.
4.    Meningkatkan Produktivitas.
5.    Meningkatkan Fleksibilitas.
6.    Memiliki kontrol yang lebih tegas dan penuh jika proses bisnis tersebut  dilakukan oleh pihak luar.
7.    Dalam rangka pelepasan kepemilikan aset Perusahaan yang tidak efisien.
8.    Berbagi Resiko.
9.    Mudah untuk mengidentifikasikan dan mengalokasikan biaya-biaya kepada fungsi-fungsi terkait.
10.  Kontrol yang lebih jelas terhadap Variabel cost dan Fixed Cost.
11.  Keleluasaan melakukan penilaian terhadap karyawan outsourcing.
12.  Keleluasaan tentang jaminan kualitas (proses dan akhir).
Dalam penggunaan jasa outsourcing karena yang menjalankan sebagian pekerjaan adalah pihak luar, maka perlu adanya kejelasan terkait dengan hak-hak Kepersonaliaan Karyawan Outsourcing diantaranya :
       Gaji / Income (overtime dan benefit lain)
       Hak Istirahat (mingguan, cuti tahunan dan cuti khusus)
       Jamsostek
       Hak keselamatan dan kesehatan
       Perlindungan lain yang ditentukan perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku
       Jangan ada faktor pembeda dengan karyawan sendiri
Manfaat Outsourcing :
 Kerugian penerapan outsourcing :
Strategi outsourcing yang dapat dilakukan pada dunia IT adalah penerapan outsourcing dalam hal hardware, software dan Support Resource (SDM Penunjang). Suatu perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya tentu membutuhkan komputer, server dan piranti keras lainnya yang harganya sangat mahal selain itu perlunya perawatan hardware menjadi pertimbangan perusahaan untuk inventasi hardware yang sangat mahal tersebut. Perusahaan pun tidak lepas dari penggunaan software dalam hal transaksi dan operasional dan pengembangannya sofware sesuai dengan kebutuhan perusahaan saat ini yang harganya tidak murah. Kebutuhan Support Resort yang ahli pun menjadi penting untuk menjalankan dan merawat hadware dan software tersebut. Support resource yang hamdal tentu memiliki skill dan knoledge yang perlu di bayar mahal juga. Sehingga strategi penggunaan outsourcing dalam hal hardware, sofware dan support resource dapat menjadi jalan keluar, mengurangi biaya opersional dan keuntungan lain bagi perusahaan.

Sumber :
bangim76.files.wordpress.com/2010/05/tujuan-outsourcing.ppt
bangim76.files.wordpress.com/2010/05/manfaat-outsourcing.ppt
                                              

IT Worker di Indonesia

Diposting oleh Asti Ratnasari On 10.50 0 komentar

                Ruang lingkup dunia IT yang semakin luas dan kompleks tak pelak membuat para ahli IT sangat dibutuhkan dan diincar oleh perusahaan-perusaahaan, yang hampir sebagian besar menggunakan pekerja IT. Beberapa jenis pekerjaan bidang IT adalah System Analyst, Software Engineer, Network Engineer, Web Developer, Application Developer, Manager Sistem Informasi, Konsultan IT, IT trainer dan lain-lain, setiap bidang IT tentu saja memiliki kapasitas pekerjaan dan skill yang berbeda-beda. Lalu bagaimana kondisi para pekerja IT di Indonesia?
Dari sedikit ulasan di atas mengenai jenis pekerjaan bidang IT jelas bahwa lingkup kerja IT pun sangat luas, akan tetapi jika di lihat dari karakteristik soft skiil  pekerja IT di Indonesia, pekerja IT di Indonesia sangat dekat dengan istilah teknisi, service atau berkaitan dengan masalah-masalah kerusakkan hardware dan software. Seperti misalnya, ada sedikit trouble pada komputer karena terkena virus, maka para pekerja IT lah yang akan pertama kali dicari untuk menangani masalah virus tersebut. Permasalahan printer yang hanya kehabisan tinta, yang sebenarnya pun dapat dilakukan oleh siapa saja, tanpa harus orang IT yang menangani.
Selain itu Gaji IT di Indonesia pun sangat rendah jika dibandingka dengan negara-negara lain. Hal ini menjadikan para pekerja IT juga sering disebut “Kutu Loncat”. Pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain untuk mendapatkan gaji yang lebih baik. Tak sedikit juga para sarjana IT bekerja diluar dari pekerjaan IT karena berbagai alasan. Jenjang karir yang tidak tentu pun membuat para pekerja IT ketar-ketir untuk karir di masa yang akan datang.
Dari sedikit ulasan di atas semoga para pekerja IT semakin di perhatikan mulai dari plotting pekerjaan yang jelas, gaji yang menyejahterakan dan jenjang karir yang tentu. Agar para pekerja IT pun semakin bertanggung jawab atas pekerjaannya dan menjadikan Indonesia menerapkan  teknologi dengan benar dan bermanfaat, sehingga tidak kalah dan tertinggal dengan negara lain yang menerapkan teknologi dengan canggihnya.

IT Policy

Diposting oleh Asti Ratnasari On 11.06 0 komentar


IT policy adalah sekumpulan aturan-aturan, kebijakan, prosedur untuk memanfaatkan sumber daya teknologi informasi seperti penggunaan hardware, software, internet, email dan lain-lain. Perlunya IT Policy ini digunakan untuk membatasi user mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sumber daya IT tersebut. Adanya IT policy ini diharapkan perusahaan, lembaga atau instansi yang menerapkan IT Policy dapat mengarahkan para user (Perusahaan : manager, karyawan; Instansi pendidikan : dosen , mahasiswa dan karyawan) untuk dapat menggunakan fasilitas IT dengan bijaksana berdasarkan fungsinya. Berdasarkan tugas kuliah Saat ini saya akan mengulas tentang salah satu IT Policy yang ada di institusi pendidikan dalam negeri yaitu Universitas Pelita Harapan (UPH).
Pada IT Policy yang ada di UPH, UPH membagi IT Policy dalam 2 kategori yaitu IT Policy for UPH users dan IT Policy for UPH IT Directorate atau bisa dikatakan pada UPH memberikan pembagian hak akses user dalam penggunaan sarana IT di lingkungan kampus UPH.

1.       IT Policy for UPH Users
IT Policy for UPH Users merupakan kebijakan yang berlaku untuk karyawan UPH, baik karyawan administrasi, akademik dan unit organisasi (fakultas, direktorat, departemen dan biro) yang bertujuan untuk menetapkan aturan-aturan yang berkaitan dengan standarisasi dan sentralisasi dalam mengatur keamanan perangkat IT mencakup sebagai berikut :
a.       Kebijakan Perangkat Keras
Kebijakan yang dibuat untuk dipatuhi dan menjadi panduan bagi seluruh karyawan UPH dibawah control ITD terkait dengan perangkat keras, ada 7 kebijakan yang harus dipatuhi salah satunya adalah tidak diperkenankan untuk melakukan pertukaran perangkat keras dengan sesama karyawan UPH tanpa ijin dari unit infrastruktur ITD.  
b.      Kebijakan Perangkat Lunak
Kebijakan yang dibuat untuk dipatuhi dan menjadi panduan bagi seluruh karyawan UPH dibawah control ITD terkait dengan perangkat lunak, ada 5 kebijakan yang harus dipatuhi salah satunya adalah semua piranti lunak atau penunjang yang tidak berhubungan dengan pekerjaan tidak diperbolehkan untuk diinstal.
c.       Kebijakan Akses Dan Kerahasiaan Data
Kebijakan yang dibuat untuk dipatuhi dan menjadi panduan bagi seluruh karyawan UPH dibawah control ITD terkait dengan akses dan kerahasiaan data, ada 8 kebijakan yang harus dipatuhi salah satunya dilarang memindahakan, mentransfer, mengfotocopy atau menyaln data yang ada didalam sistem UPH untuk kepentingan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan di UPH.
d.      Kebijakan Surat Elektronik (Email) Dan Chatting
Kebijakan yang dibuat untuk dipatuhi dan menjadi panduan bagi seluruh karyawan UPH dibawah control ITD terkait dengan surat elektronik (Email) dan chatting, ada 4 kebijakan yang harus dipatuhi salah satunya Email UPH dan chatting hanya diperuntukkan untuk urusan pekerjaan yang berhubungan dengan UPH, bukan untuk kepentingan pribadi.
e.      Kebijakan Lain-Lain.
Kebijakan yang dibuat diluar dari kebijakan di atas. ITD tidak bertanggung jawab dan dapat menolak semua permintaan user yang berhubungan dengan perangkat IT milik pribadi.

Pelanggaran terhadap kebijakan ini dapat mengakibatkan ditariknya seluruh fasilitas dan service IT UPH pada pemakai dan akan atau dikenakan sanksi sesuai aturan UPH.

2.       IT Policy for UPH Directorate
IT Policy for UPH Directorate merupakan kebijakan yang berlaku untuk seluruh karyawan, yaitu perorangan yaitu baik karyawan administrasi maupun akademik dan unit organisasi (fakultas,direktorat, departemen, biro dan bagian) yang bertujuan untuk menetapkan aturan-aturan yang berkaitan dengan kepentingan standarisasi dan sentralisasi dari management keamanan perangkat IT, pemakai ruangan, data yang mencakup :
a.       Kebijakan akses ruangan
Kebijakan ini menetapkan hal-hal yang harus dipatuhi dan menjjadi pedoman untuk masuk ke dalam ruangan yang berada di bawah kontrol ITD UPH. Semua tamu yang masuk ke ruang ruang ITD harus membuat janji terlebih dahulu, mengisi buku tamu, dan menjelaskan tujuan kedatangan, sudah membuat janji dengan siapa dan menggunakan nametag tamu. Terdapat Ruangan Data Center, Ruangan untuk data center operator, ruangan insfrastruktur pendukung dan ruangan lain. Setiap ruangan memiliki kebijakan masing-masing.
b.      Kebijakan perangkat keras
Sama halnya kebijakan perangkat keras pada IT Policy for UPH users, pada IT policy for UPH Directorate untuk menngakses perangkat keras baik di ruangan data center, ruangan untuk data center operator, ruangan infranstruktur pendukung maupun ruangan lain harus mendapat ijin dari kepala IT yang bersangkutan, baik manager IT maupun direktur ITD.
c.       Kebijakan perangka lunak
Kebijakan perangkat lunak pada IT Policy for UPH Directorate salah satunya adalah perangkat lunak yang diinstal harus berhubungan dengan pekerjaan.
d.      Kebijakan akses dan kerahasiaan data
Pada UPH akses dan kerahasiaan data dari mulai IT Policy for UPH users dan IT Policy for UPH directorate sangat ketat dan terperinci seperti salah satu kebijakan akses dan kerahasiaan IT policy for UH Directorate, kerahasiaan data harus dijaga oleh setiap karyawan yang diberikan akses, dilarang meletakkan username dan password aplikasi yang penting secara sembarangan (misal catatan ditempel pada monitor.
e.      Kebijakan management back up data
Kebijakan ini mengatur hal-hal yang harus dilakukan dalam melakukan backup data bagi karyawan UPH yang berkepentingan dan dijalankan setiap hari terhadap sistem yang dikelola oleh ITD. Sebagai salah satu kebijakan mengenai manageent backup data adalah memastikan proses backup dan restore telah berjalan baik dan berhasil.
f.        Kebijakan keamanan dan kerahasiaan sistem
Kebijakan ini mengatur hal-hal yang berhubungan dengan keamanan dan kerahasiaan sistem yang dikelola oleh ITD yaitu kemanan secara fisik, keamanan dan kerahasiaan username dan password, Instalasi perangkat pencegah kerusakan/gangguan sistem dan keamanan network.
g.       Kebijakan management dan pengoperasian asset IT
Kebijakan ini mengatur manajemen dan pengoperasian IT seperti perangkat keras dan media perangkat lunak harus diberi label dan atau barcode                 UPH.
h.      Kebijakan keadaan darurat IT dan pemulihannya
Kebijakan yang mengatur hal-hal yang harus dpatuhi dan menjadi panduan bagi sem]luruh karyawan UPH seperti keadaan darurat melipui apa saja yang dapat membuat rusak system.
i.         Kebijakan lain-lain
Kebijakan yang dibuat diluar dari kebijakan di atas, seperti kepatuhan pada hokum yang berlaku termasuk lisensi software.

Pelanggaran terhadap kebijakan ini dapat mengakibatkan ditariknya seluruh fasilitas dan service IT UPH milik pemakai oleh ITD.

Dari sedikit ulasan di atas Universitas Pelita Harapan telah menggunakan IT Policy dan menerapkan aturan-aturan tersebut untuk mambatasi user terhadap hal-hal yang dapat menggangu IT dan kinerja karyawan. Dalam IT Policy yang ada di UPH sangat terperinci dan memperhatikan hal-hal kecil yang dapat membuat celah pada computer misuse. Akan tetapi, pada IT Policy tidak membahas tentang kebijakan penggunaan internet dan juga penggunaan wireless (hak akses) dilingkungan kampus, padahal internet merupakan salah satu lubang besar yang dapat tersharenya data rahasia, masuknya virus dan kejahatan di dunia maya lainnya. Dan juga pada UPH sanksi yang diberikan kurang memberatkan (tidak dijelaskan di IT Policy) sehingga memungkinkan para user bisa bertindak semaunya atau kurang terikat dengan IT Policy yang ada. Adanya IT Policy dimana pun berada, baik pada instansi pemerintahan, pendidikan dan lain-lain diharapkan dapat membatasi user terkait dengan penggunaan sumber daya IT dan juga terhindar dari computer misuse.

Sumber :
IT Policy UPH Here

IT STRATEGIC PLANNING

Diposting oleh Asti Ratnasari On 08.59 0 komentar


Dalam suatu perusahaan, lembaga atau institusi untuk dapat memanfaatkan ICT dengan tepat sesuai dengan porsi perusahaan, lembaga atau institusi tersebut perlu dibuat IT Strategic Planning (Rencana strategi TI). Tanpa adanya rencana, suatu perusahaan bagaikan berjalan tanpa arah dan tujuan. IT Strategic Planning membantu perusahaan untuk dapat mengetahui proses kerja untuk jangka panjang, menetapkan visi, misi dan tujuan yang akan dicapai dalam kaitannya dengan penggunaan IT. Beberapa perusahaan, lembaga dan institusi, penggunaan IT menjadi suatu keharusan sebagai salah satu komponen untuk mewujudkan tujuan dari perusahaan, lembaga dan institusi, untuk itu dibutuhkannya IT strategic planning yang biasanya berisi rencana jangka panjang yang bersifat strategis dan sangat krusial untuk pencapaian tujuan strategis perusahaan agar IT tidak hanya digunakan untuk tren tetapi memang dibutuhkan dan memiliki manfaat yang besar untuk perusahaan.  Saat ini pembuatan IT Stategic Planning tidak ada form baku dalam pembuatannya, sehingga kali ini saya akan mencoba membandingkan document IT Strategic Planning yang saya dapat dari hasil pencarian menggunakan search engine google :D.
1.    United States Departement Of Agriculture (USDA) IT Strategic Planning 2007-2011
IT strategic Planning pada USDA sangat terperinci dan lengkap. Secara garis besar, disana terdapat mulai dari rencana lingkup strategis IT, visi, misi, tujuan, Panduan IT, tujuan strategis IT, pengukuran kinerja. Dalam USDA juga dibahas IT organisasi dan tujuan keterampilan, terlihat disana tidak hanya penggunaan IT yang diutamakan tetapi sumber daya dalam pemanfaatan IT sangat diperhitungkan, sebagai contoh pembahasan pengelolaan tenaga kerja IT untuk memastikan konsistensi dalam tingkat keterampilan dan pelayanan. Sampai pada pembahasan arsitektur, maintenance IT dan perencanaan modal IT.

2.    Federal Deposit insurance Corporation 2008 – 2013
IT Strategic Planning pada Federal Deposit insurance Corporation (FDIC) menjadi suatu yang sangat dibutuhkan mengingat adanya IT pada FDIC ini meningkatkan keuntungan dan pelanggan terus tumbuh dan mengubah organisasi IT untuk memenuhi kebutuhan masa depan. Tidak jauh beda dengan IT Strategic pada USDA,FDIC tentu ada visi, misi, tujuan perusahaan dan lain-lain. FDIC strategic planning terus berfungi sebagai alat perencanaan yang berharga dan sebuah kendaraan komunikasi yang efektif. Fokus strategic planning pada FDIC menentukan bahwa IT dapat mendukung operasi bisnis dengan berfokus pada kesederhanaan arsitektur, disiplin fiskal, dan keamanan dan program privasi. Komponen terakhir dari strategi IT pada FDIC adalah komitmen FDIC untuk keamanan dan inisiatif privasi. FDIC sangat menyadari tanggung jawabnya untuk mengamankan data sensitif dan menjamin integritas informasi perusahaan. FDIC juga  mengambil tindakan pencegahan tambahan, seperti mengotomatisasi kontrol, memperluas pemantauan kemampuan, dan menilai risiko dalam suatu siklus yang berkelanjutan. Perseroan telah meningkatkan staf dikhususkan untuk keamanan TI dan area privasi FIDC.

Sumber :
1. United States Departement Of Agriculture IT Strategic Planning 2007-2011 Here
2. Federal Deposit insurance Corporation 2008 – 2013 Here

Keunggulan Software ProjectPier

Diposting oleh Asti Ratnasari On 02.30 0 komentar


Salah satu contoh software untuk kepentingan project management adalah ProjectPier. ProjectPier merupakan aplikasi cross-platform yang ditulis menggunakan PHP, javascript dan membutuhkan backend database MySQL. Sifat ProjectPier yang sederhana, fleksibel, kuat dan intuitif menjadikan ProjectPier digunakan oleh ribuan orang di seluruh dunia untuk pegangan pada tugas-tugas proyek, komunikasi, file dan masih banyak lagi fungsi yang lain.
10 Alasan Menggunakan ProjectPier untuk kepentingan proyek Manajemen.
1.       Mudah
ProjectPier mudah digunakan, dirancang dengan baik, web proyek alat manajemen berbasis dengan tampilan dan nuansa dari web 2.0.
2.       Mudah dalam menginstall
ProjectPier mudah diinstal dalam beberapa menit pada lingkungan web hosting yang mendukung PHP5 dan MySQL.
3.       Open Source
Projectpier adalah perangkat lunak opensource. Anda tidak perlu membayar lisensi, dapat menggunakan untuk proyek anda bahkan yang komersial pun dan dapat memodifikasi sesuai dengan keinginan anda selama perubahan yang didistribusikan di bawah batasan lisensi yang sama.
4.       Berbasis Web
ProjectPier murni berbasis web. Anggota tim proyek dapat berkolaborasi dimana saja selama memiliki akses internet dan browser web.
5.       e-mail Pemberitahuan
ProjectPier mengirim e-mail pemberitahuan untuk semua acara penting.
6.       Prinsip kerja setiap hari
ProjectPier menggunakan prinsip-prinsip kerja yang mendasar dan mengatur tugas, file dan pesan setiap hari dan diakses semua tim.
7.       Project dan pengguna tidak terbatas
Tidak ada batasan untuk jumlah project, klien, pengguna atau tugas yang dapat dikelola.
8.       Berbasis php dan MySQL
ProjectPier berbasis teknologi yang opensource dan handal sehingga begitu cepat, stabil dan aman.
9.       Broad community 
ProjectPier akan dikembangkan oleh komunitas pengguna aktif dan membawa pengalaman ribuan project dari seluruh dunia.
10.   Human touch
ProjectPier adalah manajemen proyek dengan sentuhan manusia dan hanya alat terbaik untuk kemudahan kolaborasi online.

Konsep dasar ProjectPier :
1.       Companies and Users
2.       Projects
3.       Messages
4.       Tasks
5.       Milestones
6.       Files
7.       Tags
8.       Forms

Kinerja ProjectPier sangat mudah, stabil dan dapat mengatur proyek dengan rapi serta kemudahan kolaborasi antar anggota tim. Selain itu Jika ingin membantu membuat ProjectPier lebih stabil dan mudah digunakan, tetapi tidak memiliki waktu atau pengalaman untuk kode sendiri, projectPier menyediakan versi pengujian baru PP dan laporan bug ke berkas bug tracker, bahkan cara pemrogram dapat fokus pada apa yang mereka lakukan yang terbaik, menambahkan fitur dan perbaikan yang ingin Anda lihat di ProjectPier.

IT Paradox

Diposting oleh Asti Ratnasari On 19.53 0 komentar


Sebelum melangkah lebih jauh mengenai IT paradox, apa si sebenarnya paradox itu? Sebuah paradox adalah sebuah pernyataan yang betul atau sekelompok pernyataan yang menuju ke sebuah kontradiksi atau sebuah situasi yang berlawanan dengan intuisi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Paradoks). Dalam dunia IT selain implementasi IT memiliki keuntungan, IT juga memiliki kegagalan dalam aspek teknis maupun non teknis. Hal inilah yang melatar belakangi munculnya perdebatan-perdebatan dalam implementasi IT, terutama berkaitan dengan peningkatan produktivitas suatu perusahaan


Brynjolfsson and Hitt  (http://web.njit.edu/~turoff/coursenotes/IS679/679newset4/679set4/sld038.htm) menjelaskan penyebab terjadinya IT Paradox adalah :
1.       Kurangnya parameter input dan output
2.       Kesulitan implementasi IT, penyesuaian dan alasan lain
3.       Adanya keuntungan pribadi dan pemborosan  
4.       Kesalahan pengelolaan IT atau informasi itu sendiri.


IT paradox tidak selamanya benar dan tidak selamanya salah. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa sektor industri, ada yang mengalami peningkatan produktivitas berkaitan dengan implementasi IT tetapi ada juga yang tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Kegagalan implementasi IT sebenarnya terjadi karena kesalahan pengelolaan IT itu sendiri, umumnya terjadi karena proses perencanaan dan analisis masalah yang salah sehingga hasil implementasi IT di dalam perusahaan tidak dapat berhasil.

Dari sisi pengukuran kesuksesan implementasi IT tidak hanya diukur dari sisi keuangan atau juga dari peningkatan produktivitas perusahaan. Kesuksesan implementasi IT dapat juga dilihat dari kecepatan dan keakuratan informasi yang di dapat, kemudahan karyawan dalam pelaksanaan proses kerja, minimalnya kesalahan kerja, kepuasan pelanggan dan masih banyak lagi yang lain. Kesuksesan perusahaan dalam implementasi IT pada proses bisnisnya seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi perusahaan-perusahaan yang belum dapat memanfaatkan IT.